BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Hari Akhir adalah hari penghabisan karena sesudah hari itu tidak
ada lagi siang ataupun malam. Al Qur’an menjelaskan dalam QS. Al Baqarah ayat
28 yang memiliki arti “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya
mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya
kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?” Dari ayat tersebut
dapat diketahui bahwa Allah Maha Kuasa,
Maha Kehendak atas segala sesuatu. Mudah bagi Allah untuk menghidupkan jasad
yang telah menjadi tulang belulang. Dalam tahapan menuju kehidupan yang kekal
dan abadi, ada fase fase yang harus dilewati yang selanjutnya akan dijelaskan
di bab selanjutnya.
Kejadian hari akhir digambarkan dahsyat di dalam Al Qur’an. Pada hari
itu anak anak dibawah umur mendadak kepalanya tumbuh uban, wanita hamil
mendadak melahirkan, manusia bingung bahkan seperti mabuk menyaksikan bumi
bergoncang sehebat hebatnya dan gunung gunung bagaikan anai bulu bulu yang
dihambur hamburkan ( QS. Al Qari’ah ayat 5).
b.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
Pengertian Hari Akhir secara bahasa dan Istilah?
2.
Apa
Nama nama lain Hari Akhir?
3.
Apa
tanda tanda datangnya hari Akhir?
4.
Bagaimana
Balasan Amal Usaha Manusia?
5.
Bagaimana
fase fase hari Akhir?
6.
Apa
Pengertian Surga dan Neraka serta macam macamnya?
7.
Bagaimana
hikmah beriman kepada hari akhir?
8.
Bagaimana
perilaku yang mencerminkan hari Akhir?
c.
Tujuan
1.
Menjelaskan
pengertian hari akhir secara bahasa dan istilah
2.
Menyebutkan
nama lain hari akhir
3.
Menjelaskan
tanda tanda hari akhir
4.
Menjelaskan
balasan amal usaha manusia
5.
Menjelaskan
fase fase hari akhir
6.
Menjelaskan
pengertian surga dan neraka serta macam macamnya
7.
Menjelaskan
hikmah beriman kepada hari akhir
8.
Menyebutkan
perilaku yang mencerminkan hari akhir
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Hari Akhir Secara Bahasa
Hari Akhir
merupakan terjemahan dari bahasa Arab yaitu Yaumul akhir. Kata yaum berarti hari dan kata akhir
berarti yang terakhir, yang kemudian yang penghabisan. Secara etimologis, hari
akhir berarti hari yang terakhir. Dalam
Al Qur’an, kata kata Akhirah disebut 71 kali yang tersebar dalam berbagai
surat, dan sering beriringan dengan kata ad-Dunya (kehidupan saat ini)
sebagai lawan dari al-Akhirat. Dua kata tersebut mempunyai substansi
yang berbeda. Kehidupan dunia adalah proses yang bersifat sementara, sedangkan
akhirat adalah kehidupan yang abadi dan sebagai imbalan kehidupan dunia, maka
segala amal perbuatan manusia di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat
kelak.
2.
Pengertian secara Istilah
Dalam Kamus
Bahasa Indonesia, yang dimaksud Akhirat adalah alam setelah kehidupan ini.
Adapun menurut istilah dalam Ilmu Tauhid, akhirat adalah suatu masa, tempat
atau perihal kehidupan seseorang setelah selesai menjalani kehidupan dunia.
Dari informasi
yang ada dalam Al Qur’an dan Hadits, Akhirat dilukiskan sebagai suatu hari yang
dimulai dengan hancurnya dunia ini dan kematian seluruh kehidupan, kemudian
bumi dan langit diganti lainnya dan di iringi bangkitnya seluruh manusia. Iman kepada hari perhitungan dan pengadilan
Tuhan, maka akan semakin mengokohkan keimanan kita, di dunia kita mendengar dan
membaca para pelaku kejahatan, seperti pencuri, koruptor, dan lain lain, maka
ia akan diadili dan dimasukkan ke dalam penjara sesuai perbuatan mereka atau
kalau kita mempunyai flashdisk, dimana bisa memuat dan merekan sekian juta kata
dan peristiwa, maka kita akan semakin yakin Allah SWT Dzat Yang Maha Pengadil
akan mengadili seadil adilnya dan tidak ada satu perbuatan sekecil apapun yang
tidak terekam oleh Allah SWT, dan di akhirat kelak akan diperlihatkan semuanya
dan manuaia tidak akan mamu mengelak darinya.
3.
Nama Nama Hari Akhir
a.
Al
Qari’ah (malapetaka yang menggetarkan), sebagaimana yang difirmankan Allah SWT
dalam QS. Al Qari’ah ayat 1-4 :
الْقَارِعَة﴿۱﴾
مَا الْقَارِعَةُ﴿٢﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ﴿٣﴾ يَوْمَ
يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ﴿٤﴾
Artinya : Hari Kiamat. Apakah Hari Kiamat itu? Tahukah kamu,
apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia adalah seperti anai anai yang
bertebaran.
b.
Al
Haqqah ( yang pasti terjadi) sebagaimana disebut dalam surat Al Haqqah ayat 1-3
:
الْحَاقَّةُ﴿۱﴾ مَا الْحَاقَّةُ﴿٢﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحَاقَّةُ﴿٣﴾
Artinya : Hari
kiamat. Apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?
c. Al Waqi’ah (peristiwa besar) sebagaimana dijelaskan
Allah dalam QS. Al Waqi’ah ayat 1-2 :
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ﴿۱﴾ لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ﴿٢﴾
Artinya : Apabila terjadi hari kiamat, tidak seorangpun dapat
berdusta tentang kejadiannya.
d.
As-Sa’ah (saat kebangkitan), senagaimana dalam firman Allah dalam
surat Al-Ahzab ayat 63:
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ
اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا﴿٦٣﴾
Artinya : Manusia bertanya kepadamu tentang hari
berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit
itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari
berbangkit itu sudah dekat waktunya.
e.
Yaumul Ba’as (hari berbangkit), dalam surat Ar-Rum ayat 56 Allah
berfirman :
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالإيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ
فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَذَا يَوْمُ
الْبَعْثِ وَلَكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ﴿۵٦﴾
Artinya : Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya
kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari
berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak
meyakini (nya).
f.
Yaumul Qiyamah (hari kiamat), sebagaimana dimaksud dalam surat
Al-Baqarah ayat 85:
ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ
مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ
يَأْتُوكُمْ أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ
أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ
يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ
الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا
تَعْمَلُونَ﴿۸۵﴾
Artinya : Kemudian kamu (Bani Israel) membunuh
dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung
halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan
permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus
mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu
beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang
lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan
kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan
kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
g.
. Yaumul Ja’m (hari berkumpul), sebagaimana dijelaskan dalam Asy-Syura’
ayat 7:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ
أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لا رَيْبَ فِيهِ
فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ﴿۷﴾
Artinya : Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab
supaya kamu memberi peringatan kepada umulqura (penduduk Mekah) dan penduduk
(negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari
berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan
segolongan masuk neraka.
h.
Yaum At-Taghabun (Hari tersingkapnya seluruh Aib), sebagaimana
dimaksud dalam surat At- Taghabun ayat 9:
يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذَلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ
وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ
وَيُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيم﴿۹﴾
Artinya : (Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah
mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari (waktu
itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barang siapa yang beriman kepada
Allah dan mengerjakan amal saleh niscaya Allah akan menghapus
kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah
keberuntungan yang besar.
i.
Yaumul hisab ( Hari perhitngan), sebagaimana firman Allah dalam
surat Shad ayat 16:
وَقَالُوا رَبَّنَا عَجِّلْ لَنَا قِطَّنَا قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِ﴿١٦﴾
Artinya : Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, cepatkanlah
untuk kami azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari berhisab".
j.
Yaumul Al-Fashl (hari keputusan), sebagaimana firman Allah dalam
surat Ash-Shaffat ayat 21:
هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ﴿٢١﴾
Artinya
: Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya
k.
Yaum Ad-Din (Hari pembalasan), sebagiamana dalam surat Al-Fatihah
ayat 4:
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ﴿٤﴾
Artinya
: Yang menguasai hari pembalasan
l.
Yaum Al-Ghasiyah (hari pembalasan), sebagaimana Allah berfirman dalam
surat Al-Ghasiyah ayat 1:
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَة﴿١﴾
Artinya : Sudah
datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?
4. Tanda-tanda datangnya
Hari Akhir
Diantara
tanda-tanda kecil datangnya hari kiamat yaitu:
a.
Diutusnya Nabi Muhammad SAW. Sebagai Rasul terakhir adalah menandakan
dekatnya hari kiamat, sebagaimana dinyatakan sebagai berikut:
“Masa diutusku
dengan hari kiamat seperti dua jari tangan ini” (HR.Bukhari Muslim).
b. Hamba sahaya perempuan yang dikawini oleh tuannya.
c Ilmu agama sudah
mulai lenyap dan muncullah orang-orang bodoh, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhamad SAW:
“Dari tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya
ilmu dan munculnya orang-orang bodoh” (HR. Bukhari Muslim).
d. Tersebarnya
perzinaan, merajalelanya minuman keras, perjudian, narkoba, serta penguasa yang tidak sungguh-sungguh memberantasnya, dan
bahkan melegalkannya.
e. Jumlah wanita lebih banyak dibanding dengan
jumlah pria, dengan perbandingan 50:1.
f. Adanya dua
golongan yang saling membunuh, keduanya sama-sama mengaku memperjuangkan islam.
g. Munculnya dajjal yang mengaku sebagai
utusan Allah. Hal ini disabdakan Nabi Muhammad SAW :
“Hari kiamat tidak akan datang, sehingga
munculnya para dajjal pembohong yang jumlahnya mendekati tiga puluh, semuanya
mengaku sebagai utusan Allah.” (HR. Bukhari Muslim).
h. Banyak terjadi gempa bumi.
i. Fitnah
muncul dimana-mana, serta pembunuhan merajalela.
j. Banyak
manusia yang menginginkan dirinya mati, karena putus asa.
Adapun tanda-tanda datangnya
kiamat Kubra (besar) adalah:
a.
Terbitnya matahari dari arah barat.
“Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari
terbit disebelah barat”.( HR. Bukhari Muslim).
b.
Munculnya binatang ajaib yang
mampu berbicara.
c.
Munculnya Imam Mahdi, yaitu
pemimpin dari keturunan Rasulullah yang keadilannya merata di seluruh dunia.
d.
Keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi
Muhammad :
“Peristiwa kiamat tidak akan terjadi sebelum
kamu melihat sepuluh tandanya, kemudian beliau menyebut kabut, Dajjal,
terbitnya Matahari dari Barat, turunnya Isa bin Maryam, munculnya Ya’juj
Ma’juj, tiga kali gerhana yaitu dari Timur, Barat, dan di Jazirah Arab, dan
terakhir api keluar dari negara Yaman yang menggiring manusia ke Makhsyar.”
(HR. Muslim)
e.
Rusaknya Ka’bah.
f.
Lenyapnya Al-Qur’an dari mushaf dan dari hati manusia.
g.
Seluruh manusia menjadi kufur. Sebagaimana sabda Rasulullah :
“Kiamat tidak akan terjadi sehingga dimuka bumi
tidak di iucapkan Allah, Allah.”(HR. Muslim)
5. Balasan Amal Usaha
Maanusia
Balasan amal baik dan
buruk manusia di akhirat tertulis dan tercatat dalam buku, dan setelah itu
masing-masing menerima buku catatan amal perbuatannya, Allah memerintahkan
untuk membuka dan membacanya dihadapan Allah SWT, saat itu lisan, kaki, dan
tangan memberikan kesaksian atas semua perbuatannya di dunia, sebagaimana Allah
berfirman dalam surat An-Nur ayat 24:
يَوْمَ
تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ﴿٢٤﴾
Artinya
: Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas
mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
Pada hari perhitungan di hari kiamat nanti manusia
menjadi dua kelompok, yaitu Ashhabul Yamin dan Ashhabul Syimal. Ashhabul Yamin
adalah orang yang menerima buku catatan amal perbuatannya di dunia diterimanya
dengan tangan kanannya, mereka tergolong yang amal kebaikannya itu lebih
banyak, sehingga berhak menempati surga yang dijanjikan Allah kepadanya.
Ashhabul Syimal
adalah golongan orang yang menerima buku catatan hidupnya dengan tangan kiri,
berarti amal keburukannya lebih banyak, dan mereka akan dicampakkan ke dalam
siksa neraka yang amat pedih. Adanya hari kebangkitan, sudah menjadi satu
keyakinan yang tidak lagi menjadi perdebatan, karena memang sudah pasti adanya
hari kebangkitan, tetapi yang kadang menjadi perdebatan adalah mengenai
kebangkitan dan pembalasan itu dalam bentuk jasmani, fisik, atau tidak.
Sebagian besar ulama, termasuk imam Al-Ghazali berpendapat bahwa kebangkitan di
akhirat terjadi dalam bentuk jasmani, sehingga pembalasan yang diterima juga
dalam bentuk jasmani, sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam surat Al-Waqi’ah
ayat 15-21.:
عَلَى سُرُرٍ مَوْضُونَةٍ﴿١۵﴾ مُتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ﴿١٦﴾
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ﴿١۷﴾ بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ﴿۱۸﴾ لا
يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلا يُنْزِفُونَ﴿۱۹﴾ وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ﴿٢۰﴾ وَلَحْمِ
طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ﴿٢۱﴾
Artinya
: Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata. seraya bertelekan
di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda. dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala)
berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,
dan buah-buahan dari apa
yang mereka pilih, dan daging burung
dari apa yang mereka inginkan.
6. Fase fase Hari Akhir
a. Fase Kehancuran Alam
Semesta
Pada fase ini akan
ditandaai dengan jatuhnya bintang bintang dari langit, serta diikuti suatu
goncangan dan ledakan yang dahsyat, yang mengakibatkan bumi dan semua isinya
hancur, air laut mendidih dan meluap, sementara manusia terombang ambing
didalamnya serta berbagai peristiwa yang mengerikan lainnya. Keadaan tersebut
digambarkan dalam Al Qur’an dibeberapa surat yaitu :
1.
Surat Al Insyiqaq ayat 1-4
إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ﴿۱﴾ وَأَذِنَتْ
لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ﴿٢﴾ وَإِذَا الأرْضُ مُدَّتْ﴿٣﴾ وَأَلْقَتْ
مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ﴿٤﴾
Artinya : Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit
itu patuh, dan
apabila bumi diratakan, dan
memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.
2.
Surat Al Qari’ah ayat 4-5
يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ﴿٤﴾ وَتَكُونُ
الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ﴿۵﴾
Artinya : Pada hari itu manusia seperti anai-anai
yang bertebaran. dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
b. Yaumul Ba’ats (Hari Bangkit)
Setelah Malaikat Isrofil meniupkan nafiri (sangkakala) untuk
kedua kalinya sebagai tanda hari berbangkit semua manusia dibangkitkan dari
alam kuburnya sebagaimana firman Allah surat At Taghabun:7 :
زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي
لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى
اللَّهِ يَسِير﴿۷﴾
Artinya : Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa
mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian,
demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah
bagi Allah.
Pada saat manusia dibangkitkan dari kuburnya banyak
macam wajah diantara mereka, ada wajah yang bersih bersinar karena ketika hidup
selalu membasuhnya dengan air wudhu kemudian shalat. Adapula yang hitam legam
yang tidak pernah berwudhu dan shalat serta karena dosa dosa mereka. Manusia
akan dibangkitkan dalam bentuk jasad sebagaimana firman Allah dalam QS. Yasin
(36): 79) :
قُلْ
يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ﴿۷۹﴾
Artinya : Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh
Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang
segala makhluk”
أَيَحْسَبُ الإنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ﴿٣﴾بَلَى
قَادِرِينَ عَلَى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ﴿٤﴾
Artinya : Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak
akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun
(kembali) jari jemarinya dengan sempurna.(QS. Al Qiyamah (75):3-4)
Di hari berbangkit, meskipun manusia menjadi tanah,
akan tetapi masih meninggalkan energi
yang tidak dapat musnah, meskipun sudah meninggal dunia milyaran tahun. Maka
ayat diatas manusia akan dikembalikan sebagaimana keadaan mulanya.
c.
Yaumul Mahsyar
(Saat dikumpulkan di Mahsyar)
Yaumul
Mahsyar yaitu saat semua manusia yang sudah dibangkitkan dari kubur kemudian
dikumpulkan disuatu tempat yang bernama Mahsyar. Sebagaimana firman
Allah dalam QS. Al An’am :22
وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا
أَيْنَ شُرَكَاؤُكُمُ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ﴿٢٢﴾
Artinya
: Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya
kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah
sembahan-sembahan kamu yang dahulu kamu katakan (sekutu-sekutu Kami)?"
Dalam banyak hadits diriwayatkan bahwa keadaan di padang Mahsyar
itu sangat sulit, sangat panas, dan masing masing mengurusi dirinya sendiri.
Semua ingin cepat cepat terbebas dari situasi Mahsyar, ingin cepat cepat
dihisab dan diberi keputusan, apakah masuk surga ataukah neraka. Agar segera
adakan putusan dan penetapan antara seluruh makhluk, agar mereka terbebas dari
kesengsaraan yang diderita di Mahsyar.
d.
Yaumul Hisab (Hari Perhitungan Amal)
Pada hari itu Allah akan menegakkan keadilan yang seadil adilnya
sehingga tak ada satupun manusia yang dirugikan. Di yaumul hisab setiap manusia
akan menerima buku catatan amal perbuatan masing masing, dengan secara cepat
Allah dalam menghitungnya sebagaimana FirmanNya dalam QS. Al Mu’min : 17 :
الْيَوْمَ
تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لا ظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ
الْحِسَابِ﴿١۷﴾
Artinya : Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi
balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini.
Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.
Demikian pula firman Allah dalam QS. Al Insyiqaq ayat 7-12 :
فَأَمَّا
مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ﴿۷﴾فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا
يَسِيرًا﴿۸﴾وَيَنْقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُورًا﴿۹﴾وَأَمَّا
مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ﴿١۰﴾فَسَوْفَ
يَدْعُو ثُبُورًا﴿١١﴾وَيَصْلَى سَعِيرًا﴿١٢﴾
Artinya : Adapun orang yang diberikan kitabnya dari
sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,
dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama
beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: "Celakalah aku".Dan
dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
e.
Yaumul Jaza’
(Hari Pembalasan) atau Yaumul Fasl (Hari Penetapan)
Setelah
manusia melewati fase hisab amal baik dan buruk, maka fase pembalasan inilah
Allah akan menentukan siapa yang berhak masuk ke surga dan siapa yang berhak
masuk ke neraka. Tentu saja semua ini tergantung amal perbuatan manusia ketika
di dunia. Apabila berat amal baiknya, maka ia akan masuk ke surga, begitu pula
sebaliknya apabila lebih berat amal buruknya maka akan masuk ke neraka. Hal ini
dijelaska dalam firman Allah SWT dalam QS. Al Qari’ah ayat 6-9 :
فَأَمَّا
مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ﴿٦﴾فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ﴿۷﴾وَأَمَّا
مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ﴿۸﴾فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ﴿۹﴾
Artinya : Dan adapun orang-orang yang berat
timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)
nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
Mengenai
tidak kekalnya orang yang beriman di dalam neraka disebutkan oleh Rasulullah
dalam HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i yang berbunyi :
“ Ahli Surga akan masuk surga, ahli neraka akan
masuk neraka. Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Keluarkanlah dari neraka itu,
siapa saja yang didalam hatinya ada keimanan sekalipun seberat biji sawi..”
Bagi orang yang beriman yang dosanya lebih besar dari
pahalanya, mereka akan keluar dari neraka setelah habis masa hukuman yang telah
ditentuka Allah SWT. Sesuai dengan tingkat dosanya masing masing. Tingkat dan
jenis siksaan penghuni neraka berbeda beda sesuai dengan tingkat kekufurannya,
kemunafiqannya, kemusyrikannya dan kemaksiatannya. Begitu pula dengan penghuni
surga yang juga memiliki tingkatan jenis kenikmatan yang dirasakan sesuai
dengan tingkat ketaqwaannya kepada Allah SWT.
f.
Surga dan Neraka
Surga (jannah) adalah tempat yang
penuh keindahan, kenikmatan, kebahagiaan dan kemuliaan yang disediakan bagi
orang orang yang bertaqwa. Penggunaan al Jannah berarti surga masih bersifat
ghaib, karena indra jasmani belum pernah
melihat keadaannya. Surga, tempat yang Allah janjikan bagi hambaNya yang
bertaqwa adalah tempat yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pula didengar
oleh telinga dan belum pernah terbetik dalam hati manusia. Sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW dalam Hadits Qudsi :
قَالَ
للهُ تَعَالى : أَعْدَدْتُ لِعِبَادِياَلصَّالِحِيْنَ ماَ لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ
أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرَ عَلىَ قَلْبٍ
بَشَرٍ
Artinya : Allah
SWT Berfirman:”Aku menyiapkan bagi hamba hambaKu yang shaleh sesuatu (surga)
yang tidak (belum) dapat dilihat oleh mata, tiada (belum) dapat didengar oleh
telinga dan tidak (belum) terbetik (terlintas di hati manusi3a.”(HR.
Muslim)
Allah
memberikan gambaran yang sempurna tentang SurgaNya. Gambaran keindahan surga,
kenikmatannya dan para penghuninya telah Allah kabarkan dalam kitabNya agar
manusia termotivasi untuk meraihnya.
1)
Aroma
Surga
Surga memiliki
aroma harum yang memikat jiwa yang mencium baunya, dan keharuman yang telah
tercium dari jarak yang sangat jauh sejauh perjalanan tujuh puluh tahun.
Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya : “Sesungguhnya aroma surga
didapatkan (tercium) dari jarak tujuh puluh musim (tahun). (HR. At
Tirmidzi).
2)
Luasnya
Surga
Luasnya seluas
langit dan bumi, yang Allah sediakan bagi orang orang yang bertaqwa. Allah
berfirman dalam QS. Ali Imran:13 :
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا
السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ﴿١٣٣﴾
Artinya : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa.
3)
Bangunan Surga
Ibnu Abiddunya meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
Bersabda yang artinya :
“Allah menciptakan surga Adn dengan tanganNya, terdiri dari
batu intan putih, batu yaqut merah dan batu zamrut hijau, tanah litanya adalah
misik, rumputnya za’farran kerikilnya mutiara dan debunya adalah anbar. Setelah
itu Allah berfirman kepada surga Adn:”berkatalah”, maka ia berkata”Sungguh
telah beruntung orang orang yang beriman.(HR. Ibn Abi Dunya dan At
Thibrani)
4)
Nama Nama dan Tingkatan Surga
a.
Jannatul Firdaus (tempat yang indah)
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ
جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلا﴿١٠۷﴾
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,(QS.
Al Kahfi(18):107).
b)
Jannatul Na’im
(tempat penuh kenikmatan)
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَكَفَّرْنَا
عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلأدْخَلْنَاهُمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ﴿٦۵﴾
Artinya
: Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus)
kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka ke dalam surga
yang penuh kenikmatan.(QS. Al Maidah(5) :65)
c)
Darus
Salam (tempat penuh kedamaian)
لَهُمْ
دَارُ السَّلامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ﴿١٢۷﴾
Artinya : Bagi
mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung
mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan (QS. Al An’am
(6):127)
d)
Darul
maqamah (tempat penuh ketenangan)
الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لا يَمَسُّنَا
فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ﴿٣۵﴾
Artinya
: Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di
dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu".(QS. Al
Faatir (35):35
e)
Jannatul
And/ Khulud (tempat yang
kekal abadi)
قُلْ أَذَلِكَ خَيْرٌ أَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِي وُعِدَ
الْمُتَّقُونَ كَانَتْ لَهُمْ جَزَاءً وَمَصِيرً﴿۱۵﴾
Artinya : Katakanlah: "Apa (azab) yang demikian
itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada
orang-orang yang bertakwa?" Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi
mereka?"(QS. Al Furqon(25):15.
f)
Jannatul Ma’wa
(tempat kembali)
أَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ
جَنَّاتُ الْمَأْوَى نُزُلا بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ﴿١۹﴾
Artinya : Adapun orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman,
sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. As Sajdah (32):19.
g.
Pengertian Neraka
Neraka dalam bahasa Arab disebut an Naar artinya api
atau api yang menyala nyala. Secara terminologis neraka adalah tempat yang
disediakan oleh Allah SWT untuk menyiksa iblis, setan, jin dan manusia yang
membangkang terhadap ketentuan ketentuan sebagai bentuk pembalasan yang
setimpal.
Dalam
Al Qur’an neraka juga sering disebut Bi’sal Masir dan Bi’sal Mihad
yang artinya seburuk buruk tempat kembali. Siksa neraka dalm Al Qur’an dan
Hadits digambarkan sebagai tempat yang amat pedih, diantaranya :
a.
Penghuni
neraka akan disiksa dengan siksaan yang sangat pedih, mereka akan dihembus
angin yang sangat panas dan disiram dengan air panas mendidih serta dalam
naungan asap yang hitam kelam (QS. Al Waqi’ah ayat 42-43).
b.
Setiap
kali kulit hangus akan diganti dengan kulit yang baru (QS. An Nisa ayat 56)
c.
Azab
yang paling ringan dineraka adalah sandal yang terbuat dari api, apabila
dipakai akan melumerkan kepalanya. (HR. Bukhari, Muslim, At Tirmidzi)
h.
Macam Macam Neraka
a.
Jahannam
(tempat yang teramat dalam)
وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالإثْمِ
فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ﴿٢۰٦﴾
Artinya : Dan apabila dikatakan
kepadanya:"Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang
menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahanam. Dan
sungguh neraka Jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.(QS. Al
Baqarah:206)
b.
Wail(kecelakaan yang besar)
c.
Sa’ir(api yang menyala nyala)
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا
يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا﴿۱۰﴾
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara
lalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk
ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).(QS.
An Nisa ayat 10)
d.
Saqar (panas yang menghanguskan)
يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ﴿٤۸﴾
Artinya : (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas
muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah sentuhan api
neraka".(QS. Al Qomar ayat 48)
e.
Huthamah(api yang besar)
f.
Ladza(api yang bergejolak)
كَلا إِنَّهَا لَظَى﴿۱۵﴾
Artinya : Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya
neraka itu adalah api yang bergejolak(QS. Al Maarij ayat 15)
g.
Hawiyah
(api yang sangat panas)
فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ﴿۹﴾
Artinya : Maka
tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.(QS. Al Qari’ah ayat 9)
i.
Hikmah Beriman kepada Hari Akhir
Dalam
bukunya kuliah Aqidah Islam Yunahar Ilyas menyebutkan hikmah beriman kepada
hari akhir antara lain :
a.
Menunjukukkan
betapa pentingnya iman kepada hari akhir itu dalam ajaran Islam. sebab dengan
adanya keimanan kepada hari akhir akan disiplin dan berusaha maksimal untuk
mematuhi ajaran Allah SWT, sebab Dia tahu bahwa tidak satupun amal perbuatannya
baik lahir maupun batin yang luput dari pencacatan dan perhitungan kelak di
akhirat.
b.
Dengan
adanya gambaran yang detail tentang surga dan neraka dengan segala kenikmatan
dan siksaannya, seseorang akan terdorong untuk merasakan siksaan. Hal tersebut
tentu akan membuatnya selalu ingin melaksanakan kebaikan dan tidak mau
melaksanakan kemaksiatan.
c.
Dengan
seringnya disebut masalah iman kepada hari akhir, hal itu akan dapat
mengingatkan orang-orang yang sering terlupa dan lalai dalam kegidupannya
karena terpengaruh dengan segala kesenangan hidup didunia.
d.
Dengan
menyebut masalah hari akhir secara detail diharapkan dapat mematahkan
argumentasi para penentangnya atau mematahkan dalil-dalil yang sebenarnya tidak
ilmiyah dan orang-orang yang tidak percaya dengan adanya hari akhir.
Selain
hikmah-hikmah tersebut diatas, dapat di tambahkan sebagai berikut :
a.
Sebagai
penyadaran akan adanya kehidupan yang berkelanjutan setelah kehidupan di dunia
yang dunia yang bersifat sementara untuk menuju kehidupan di Ahirat yang
bersifat selamanya atau abadi.
b.
Sebagai
kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, sebagai bukti
janji Allah SWT akan memperoleh surga. Firman Allah :
وَ
بَشِّرِ الَّذِ يْنَ آ مَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّا لِحَا تِ أَنْ لَهُمْ جَنَّاتِ
تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَ نْهَارُكُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ
رِزْقًا قَاُلوْا هَذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا قَبْلُ وَأُتُوْابِهِ مُتَشَابِهًا
وَلَهُمْ فِيْهَا أزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ فِيْهَا خَا لِدُوْنَ﴿٢۵﴾.
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan
berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir
sungau-sungai di dalamnya. Setiap merea diberi rejeki buah-buahan dalam
surga-surga itu. Meeka mengatakan : “inilah yang pernah diberikan kepada kami
dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yag serupa dan untuk mereka di dalmanya ada
istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah (2) : 25)
c.
Sebagai
peringatan dan ancaman bagi orang-orang yang kafir dan ingkar akan perintah dan
larangan Allah mereka akan di siksa dalam neraka untuk selama-lamanya
sebagaimana firman Allah :
وَالَّذِيْنَ
كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِا يَاِنَا أُوْلَئِكَ أُصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيْهَا
خَالِدُوْن﴿٣۹﴾.
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami,
mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS. Al-Baqarah (2) : 39)
d.
Bagi
mereka yang beriman dan beramal sholeh akan tetapi kurang beruntung hidupnya di
dunia (miskin) sebagai motivasi dan harapan untuk meraih kebahagiaan dan
kesejahteraan yang sempurna dan abadi di Akhirat (surga), dengan kesabaran dan
tetap taat dalam menjalankan perintah-perintah Allah SWT. Sebagaimana firman
Allah :
وَسَارِعُوْا
إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَاالسَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ﴿۱٣٣﴾.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Imran (3) : 133)
e.
Bagi
mereka yang sudah sejahtera (kaya) hidupnya di dunia, seabagaimana peluang untuk
berinvestasi meraih keberuntungan (kekayaannya) yang lebih tinggi di surga,
dengan segala kemampuannya mereka dapat berbuat banyak untuk ta’at kepada
Allah. Sebagaimana firman Allah (QS. Muhammad 15)
مَثَلُ
الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَ فِيْهَا أَنْهَارُ مِنْ مَاءِ غَيْرِ آ
سِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرُ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ
لَذَّةٍ لِلْشَّا رِبِيْنَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفَّى وَلَهُمْ فِيْهَا
مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَاِلِدٌ فِي
النَّارِ وَسُقُوْا مّاءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ أَمْعَا ءَ هُمْ﴿١۵﴾.
“Apakah perumpamaan penghuni jannah yang dija njikan keapda
aorang-orang yang bertaqwa yang didalamnya ada sungai-sungai dari air yang
tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya
bagi peminumnya dan sungai-sungai dari maddu yang disaring dan mereka
memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari rabb mereka,
sama dengan orang yang kekal dalam Jahanam dan diberi minuman dengan air yang
mendidih sehingga memotong usunya?”
(QS. Muhammad (47) : 15)
j.
Menampilkan Perilaku yang Mencerminkan Hari Akhir
a)
Menampilkan
sebagai pribadi yang agamis, disiplin dan menghargai waktu dengan cara banyak
mengingat akan kematian dan mempersiapkan amal yang baik sebagai bekal
kehidupan di akhirat agar tidak menjadi orang yang merugi. Dengan beriman dan
beramal sholeh serta saling mengingatkan agar tetap dalam kesabaran (dalam
menjalankan Islam). sebagai mana firman Allah (QS. Al-Ashr : 1-3) :
وَالْعَصْرِ
﴿١﴾ إِنَّ الْإِ نْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِيْنَ آ مَنُوْا
وَعَمِلُوْا الصَّا لِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِا لْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالْصَّبْر﴿٣﴾.
“Demi masa . Sesungguhnya manusia itu benar-benar beada dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat
menasehati supaya menaati kebenran dan nasehat-menasehati agar menetapi
kesabaran.” (QS. Al-Ashr (103) : 1-3)
b) Menampilkan sebagai pribadi muslim yang bertanggungjawab, hati-hati
dalam ucapan, sikap, dan tingkah lakunya karena saat menghadapi pengadilan
Allah di akhirat semua manusia dimintai pertanggungjawabanannya. Sebagaimana
firman Allah dalam Al-Qur’an An-Nur : 24
يَوْمَ
تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيْهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَنُوْا
يَعْمَلُونَ﴿٢٤﴾.
“Pada hari itu, lidah , tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas
mereka terhadap apa-apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. An-Nur (24) : 24)
c)
Menampilkan
sebagai pribadi yang jujur dan bersemangat untuk memperoleh kebahagiaan dunia
dan surga Allah di Akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat
Al-Hadid : 21
سَا
بِقُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَ جَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَا
ءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِيْنَ آ مَنُوْا بِا اللهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ
فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَ اللهُ ذُوالْفَضْلِ الْعَظِيْمِ﴿٢۱﴾.
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhan dan
surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang
yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul Nya. Itulah karunia Allah, diberikan
Nya kepada siapa yang dikehendaki Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Hadid (57) : 21)
d)
Menampilkan
sebagai pribadi yang beriman dan yang dapat menjaga diri dan keluarga dari
kesengsaraan dunia dan siksaan neraka di Akhirat seabgai mana firman Allah :
يَا
أَيُّهَا الَّذِ يْنَ آ مَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا﴿٦﴾.
“Wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka.” (QS. At-Tahrim
(66) : 6 )
e)
Menampilkan
sebagai pribadi yang kuat keimanannya bukan pribadi yang meragukan akan
kebenaran kehidupan Akhirat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kehidupan dunia adalah proses yang bersifat sementara, sedangkan
akhirat adalah kehidupan yang abadi dan sebagai imbalan kehidupan dunia, maka
segala amal perbuatan manusia di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat
kelak.
Pada hari perhitungan di hari kiamat nanti manusia menjadi dua kelompok,
yaitu Ashhabul Yamin dan Ashhabul Syimal. Ashhabul Yamin adalah orang yang
menerima buku catatan amal perbuatannya di dunia diterimanya dengan tangan
kanannya, mereka tergolong yang amal kebaikannya itu lebih banyak, sehingga
berhak menempati surga yang dijanjikan Allah kepadanya.
Ashhabul
Syimal adalah golongan orang yang menerima buku catatan hidupnya dengan tangan
kiri, berarti amal keburukannya lebih banyak, dan mereka akan dicampakkan ke
dalam siksa neraka yang amat pedih.
Fase fase hari Kahir diawali dengan hancurnya alam semesta, Yaumul
Ba’ats (Hari Bangkit), Yaumul Mahsyar (Saat dikumpulkan di Mahsyar), Yaumul
Hisab (Hari Perhitungan Amal), Yaumul Jaza’ (Hari Pembalasan) atau Yaumul Fasl
(Hari Penetapan).
DAFTAR PUSTAKA
Atha,
Muhh Zhafran .Tahapan kehidupan di Akhirat, Pintar Agama Islam “CV
BRINGIN 55” SOLO.
Fauzan,
Slamet. Pendidikan Aqidah 11. 2010. Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY. Yogyakarta.
Kadarusman.
Pendidikan Aqidah SMA/SMK/MA Muhammadiyah. 2012. Majelis Pendidikan
Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY. Yogyakarta.
Kurniawan
, Beni. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Grasindo. Jakarta.
2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar