Minggu, 03 Mei 2015

Makalah Tafsir Hari Akhirat



BAB I
PENDAHULUAN

a.       Latar Belakang

Hari Akhir adalah hari penghabisan karena sesudah hari itu tidak ada lagi siang ataupun malam. Al Qur’an menjelaskan dalam QS. Al Baqarah ayat 28 yang memiliki arti “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?” Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa  Allah Maha Kuasa, Maha Kehendak atas segala sesuatu. Mudah bagi Allah untuk menghidupkan jasad yang telah menjadi tulang belulang. Dalam tahapan menuju kehidupan yang kekal dan abadi, ada fase fase yang harus dilewati yang selanjutnya akan dijelaskan di bab selanjutnya.
Kejadian hari akhir digambarkan dahsyat di dalam Al Qur’an. Pada hari itu anak anak dibawah umur mendadak kepalanya tumbuh uban, wanita hamil mendadak melahirkan, manusia bingung bahkan seperti mabuk menyaksikan bumi bergoncang sehebat hebatnya dan gunung gunung bagaikan anai bulu bulu yang dihambur hamburkan ( QS. Al Qari’ah ayat 5).

b.      Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Hari Akhir secara bahasa dan Istilah?
2.      Apa Nama nama lain Hari Akhir?
3.      Apa tanda tanda datangnya hari Akhir?
4.      Bagaimana Balasan Amal Usaha Manusia?
5.      Bagaimana fase fase hari Akhir?
6.      Apa Pengertian Surga dan Neraka serta macam macamnya?
7.      Bagaimana hikmah beriman kepada hari akhir?
8.      Bagaimana perilaku yang mencerminkan hari Akhir?

c.       Tujuan

1.      Menjelaskan pengertian hari akhir secara bahasa dan istilah
2.      Menyebutkan nama lain hari akhir
3.      Menjelaskan tanda tanda hari akhir
4.      Menjelaskan balasan amal usaha manusia
5.      Menjelaskan fase fase hari akhir
6.      Menjelaskan pengertian surga dan neraka serta macam macamnya
7.      Menjelaskan hikmah beriman kepada hari akhir
8.      Menyebutkan perilaku yang mencerminkan hari akhir

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Hari Akhir Secara Bahasa
Hari Akhir merupakan terjemahan dari bahasa Arab yaitu Yaumul akhir.  Kata yaum berarti hari dan kata akhir berarti yang terakhir, yang kemudian yang penghabisan. Secara etimologis, hari akhir berarti hari yang terakhir.  Dalam Al Qur’an, kata kata Akhirah disebut 71 kali yang tersebar dalam berbagai surat, dan sering beriringan dengan kata ad-Dunya (kehidupan saat ini) sebagai lawan dari al-Akhirat. Dua kata tersebut mempunyai substansi yang berbeda. Kehidupan dunia adalah proses yang bersifat sementara, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang abadi dan sebagai imbalan kehidupan dunia, maka segala amal perbuatan manusia di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
2.      Pengertian secara Istilah
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, yang dimaksud Akhirat adalah alam setelah kehidupan ini. Adapun menurut istilah dalam Ilmu Tauhid, akhirat adalah suatu masa, tempat atau perihal kehidupan seseorang setelah selesai menjalani kehidupan dunia.
Dari informasi yang ada dalam Al Qur’an dan Hadits, Akhirat dilukiskan sebagai suatu hari yang dimulai dengan hancurnya dunia ini dan kematian seluruh kehidupan, kemudian bumi dan langit diganti lainnya dan di iringi bangkitnya seluruh manusia.  Iman kepada hari perhitungan dan pengadilan Tuhan, maka akan semakin mengokohkan keimanan kita, di dunia kita mendengar dan membaca para pelaku kejahatan, seperti pencuri, koruptor, dan lain lain, maka ia akan diadili dan dimasukkan ke dalam penjara sesuai perbuatan mereka atau kalau kita mempunyai flashdisk, dimana bisa memuat dan merekan sekian juta kata dan peristiwa, maka kita akan semakin yakin Allah SWT Dzat Yang Maha Pengadil akan mengadili seadil adilnya dan tidak ada satu perbuatan sekecil apapun yang tidak terekam oleh Allah SWT, dan di akhirat kelak akan diperlihatkan semuanya dan manuaia tidak akan mamu mengelak darinya.

3.      Nama Nama Hari Akhir

a.       Al Qari’ah (malapetaka yang menggetarkan), sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam QS. Al Qari’ah ayat 1-4 :
الْقَارِعَة﴿۱﴾ مَا الْقَارِعَةُ﴿٢﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ﴿٣﴾ يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ﴿٤﴾
Artinya : Hari Kiamat. Apakah Hari Kiamat itu? Tahukah kamu, apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia adalah seperti anai anai yang bertebaran.
b.      Al Haqqah ( yang pasti terjadi) sebagaimana disebut dalam surat Al Haqqah ayat 1-3 :
الْحَاقَّةُ﴿۱﴾ مَا الْحَاقَّةُ﴿٢﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحَاقَّةُ﴿٣﴾
Artinya : Hari kiamat. Apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?
c.       Al Waqi’ah (peristiwa besar) sebagaimana dijelaskan Allah dalam QS. Al Waqi’ah ayat 1-2 :
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ﴿۱﴾ لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ﴿٢﴾
Artinya : Apabila terjadi hari kiamat, tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya.
d.      As-Sa’ah (saat kebangkitan), senagaimana dalam firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 63:
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا﴿٦٣﴾
Artinya : Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.

e.       Yaumul Ba’as (hari berbangkit), dalam surat Ar-Rum ayat 56 Allah berfirman :
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالإيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلَكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ﴿۵٦﴾
Artinya : Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini (nya).

f.       Yaumul Qiyamah (hari kiamat), sebagaimana dimaksud dalam surat Al-Baqarah ayat 85:
ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ﴿۸۵
Artinya : Kemudian kamu (Bani Israel) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
g.      . Yaumul Ja’m (hari berkumpul), sebagaimana dijelaskan dalam Asy-Syura’ ayat 7:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لا رَيْبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ﴿۷
Artinya : Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada umulqura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka.
h.      Yaum At-Taghabun (Hari tersingkapnya seluruh Aib), sebagaimana dimaksud dalam surat At- Taghabun ayat 9:
يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذَلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيم﴿۹
Artinya : (Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar.
i.        Yaumul hisab ( Hari perhitngan), sebagaimana firman Allah dalam surat Shad ayat 16:
وَقَالُوا رَبَّنَا عَجِّلْ لَنَا قِطَّنَا قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِ﴿١٦
Artinya : Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari berhisab".
j.        Yaumul Al-Fashl (hari keputusan), sebagaimana firman Allah dalam surat Ash-Shaffat ayat 21:
هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ﴿٢١﴾
Artinya :  Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya
k.      Yaum Ad-Din (Hari pembalasan), sebagiamana dalam surat Al-Fatihah ayat 4:

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ﴿٤﴾
Artinya : Yang menguasai hari pembalasan
l.        Yaum Al-Ghasiyah (hari pembalasan), sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Ghasiyah ayat 1:
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَة﴿١﴾
Artinya : Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?
4. Tanda-tanda datangnya Hari Akhir

            Diantara tanda-tanda kecil datangnya hari kiamat yaitu:

a.   Diutusnya Nabi Muhammad SAW. Sebagai Rasul terakhir adalah menandakan dekatnya hari kiamat, sebagaimana dinyatakan sebagai berikut:
 Masa diutusku dengan hari kiamat seperti dua jari tangan ini (HR.Bukhari Muslim).
b. Hamba sahaya perempuan yang dikawini oleh tuannya.
c Ilmu agama sudah mulai lenyap dan muncullah orang-orang bodoh, sebagaimana  disabdakan oleh Nabi Muhamad SAW:
 Dari tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan munculnya orang-orang bodoh” (HR. Bukhari Muslim).
  d.  Tersebarnya perzinaan, merajalelanya minuman keras, perjudian, narkoba, serta penguasa  yang tidak sungguh-sungguh memberantasnya, dan bahkan melegalkannya.
  e.  Jumlah wanita lebih banyak dibanding dengan jumlah pria, dengan perbandingan 50:1.
f. Adanya dua golongan yang saling membunuh, keduanya sama-sama mengaku  memperjuangkan islam.
  g. Munculnya dajjal yang mengaku sebagai utusan Allah. Hal ini disabdakan Nabi Muhammad SAW :
Hari kiamat tidak akan datang, sehingga munculnya para dajjal pembohong yang jumlahnya mendekati tiga puluh, semuanya mengaku sebagai utusan Allah.” (HR. Bukhari Muslim).
h.  Banyak terjadi gempa bumi.
i.   Fitnah muncul dimana-mana, serta pembunuhan merajalela.
j.   Banyak manusia yang menginginkan dirinya mati, karena putus asa.

      Adapun tanda-tanda datangnya kiamat Kubra (besar) adalah:
a.       Terbitnya matahari dari arah barat.
Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit disebelah barat”.( HR. Bukhari Muslim).
b.       Munculnya binatang ajaib yang mampu berbicara.
c.        Munculnya Imam Mahdi, yaitu pemimpin dari keturunan Rasulullah yang keadilannya  merata di seluruh dunia.
d.      Keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad :
Peristiwa kiamat tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tandanya, kemudian beliau menyebut kabut, Dajjal, terbitnya Matahari dari Barat, turunnya Isa bin Maryam, munculnya Ya’juj Ma’juj, tiga kali gerhana yaitu dari Timur, Barat, dan di Jazirah Arab, dan terakhir api keluar dari negara Yaman yang menggiring manusia ke Makhsyar.” (HR. Muslim)
e.       Rusaknya Ka’bah.
f.       Lenyapnya Al-Qur’an dari mushaf dan dari hati manusia.
g.      Seluruh manusia menjadi kufur. Sebagaimana sabda Rasulullah :
Kiamat tidak akan terjadi sehingga dimuka bumi tidak di iucapkan Allah, Allah.”(HR. Muslim)
5. Balasan Amal Usaha Maanusia

Balasan amal baik dan buruk manusia di akhirat tertulis dan tercatat dalam buku, dan setelah itu masing-masing menerima buku catatan amal perbuatannya, Allah memerintahkan untuk membuka dan membacanya dihadapan Allah SWT, saat itu lisan, kaki, dan tangan memberikan kesaksian atas semua perbuatannya di dunia, sebagaimana Allah berfirman dalam surat An-Nur ayat 24:
يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ﴿٢٤﴾
Artinya : Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

Pada hari perhitungan di hari kiamat nanti manusia menjadi dua kelompok, yaitu Ashhabul Yamin dan Ashhabul Syimal. Ashhabul Yamin adalah orang yang menerima buku catatan amal perbuatannya di dunia diterimanya dengan tangan kanannya, mereka tergolong yang amal kebaikannya itu lebih banyak, sehingga berhak menempati surga yang dijanjikan Allah kepadanya.
 Ashhabul Syimal adalah golongan orang yang menerima buku catatan hidupnya dengan tangan kiri, berarti amal keburukannya lebih banyak, dan mereka akan dicampakkan ke dalam siksa neraka yang amat pedih. Adanya hari kebangkitan, sudah menjadi satu keyakinan yang tidak lagi menjadi perdebatan, karena memang sudah pasti adanya hari kebangkitan, tetapi yang kadang menjadi perdebatan adalah mengenai kebangkitan dan pembalasan itu dalam bentuk jasmani, fisik, atau tidak. Sebagian besar ulama, termasuk imam Al-Ghazali berpendapat bahwa kebangkitan di akhirat terjadi dalam bentuk jasmani, sehingga pembalasan yang diterima juga dalam bentuk jasmani, sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam surat Al-Waqi’ah ayat 15-21.:

عَلَى سُرُرٍ مَوْضُونَةٍ﴿١۵﴾ مُتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ﴿١٦﴾ يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ﴿١۷﴾ بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ﴿۱۸﴾ لا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلا يُنْزِفُونَ﴿۱۹﴾ وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ﴿٢۰﴾ وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ﴿٢۱﴾
Artinya : Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata. seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda. dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.
6. Fase fase Hari Akhir
a.       Fase Kehancuran Alam Semesta

Pada fase ini akan ditandaai dengan jatuhnya bintang bintang dari langit, serta diikuti suatu goncangan dan ledakan yang dahsyat, yang mengakibatkan bumi dan semua isinya hancur, air laut mendidih dan meluap, sementara manusia terombang ambing didalamnya serta berbagai peristiwa yang mengerikan lainnya. Keadaan tersebut digambarkan dalam Al Qur’an dibeberapa surat yaitu :
1.      Surat Al Insyiqaq ayat 1-4
إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ﴿۱﴾ وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ﴿٢﴾ وَإِذَا الأرْضُ مُدَّتْ﴿٣﴾ وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ﴿٤﴾
Artinya : Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh, dan apabila bumi diratakan, dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.
2.      Surat Al Qari’ah ayat 4-5
يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ﴿٤﴾ وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ﴿۵﴾
Artinya : Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran. dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

b.      Yaumul Ba’ats (Hari Bangkit)

Setelah Malaikat Isrofil meniupkan nafiri (sangkakala) untuk kedua kalinya sebagai tanda hari berbangkit semua manusia dibangkitkan dari alam kuburnya sebagaimana firman Allah surat At Taghabun:7 :
زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِير﴿۷﴾
Artinya : Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

Pada saat manusia dibangkitkan dari kuburnya banyak macam wajah diantara mereka, ada wajah yang bersih bersinar karena ketika hidup selalu membasuhnya dengan air wudhu kemudian shalat. Adapula yang hitam legam yang tidak pernah berwudhu dan shalat serta karena dosa dosa mereka. Manusia akan dibangkitkan dalam bentuk jasad sebagaimana firman Allah dalam QS. Yasin (36): 79) :
قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ﴿۷۹﴾
Artinya : Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk”

أَيَحْسَبُ الإنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ﴿٣﴾بَلَى قَادِرِينَ عَلَى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ﴿٤﴾
Artinya : Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.(QS. Al Qiyamah (75):3-4)

Di hari berbangkit, meskipun manusia menjadi tanah, akan tetapi masih  meninggalkan energi yang tidak dapat musnah, meskipun sudah meninggal dunia milyaran tahun. Maka ayat diatas manusia akan dikembalikan sebagaimana keadaan mulanya.
c.       Yaumul Mahsyar (Saat dikumpulkan di Mahsyar)
Yaumul Mahsyar yaitu saat semua manusia yang sudah dibangkitkan dari kubur kemudian dikumpulkan disuatu tempat yang bernama Mahsyar. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al An’am :22
وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا أَيْنَ شُرَكَاؤُكُمُ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ﴿٢٢﴾
Artinya : Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dahulu kamu katakan (sekutu-sekutu Kami)?"

Dalam banyak hadits diriwayatkan bahwa keadaan di padang Mahsyar itu sangat sulit, sangat panas, dan masing masing mengurusi dirinya sendiri. Semua ingin cepat cepat terbebas dari situasi Mahsyar, ingin cepat cepat dihisab dan diberi keputusan, apakah masuk surga ataukah neraka. Agar segera adakan putusan dan penetapan antara seluruh makhluk, agar mereka terbebas dari kesengsaraan yang diderita di Mahsyar.

d.      Yaumul Hisab (Hari Perhitungan Amal)

Pada hari itu Allah akan menegakkan keadilan yang seadil adilnya sehingga tak ada satupun manusia yang dirugikan. Di yaumul hisab setiap manusia akan menerima buku catatan amal perbuatan masing masing, dengan secara cepat Allah dalam menghitungnya sebagaimana FirmanNya dalam QS. Al Mu’min : 17 :
الْيَوْمَ تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لا ظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ﴿١۷﴾
Artinya : Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.
Demikian pula firman Allah dalam QS. Al Insyiqaq ayat 7-12 :
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ﴿۷﴾فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا﴿۸﴾وَيَنْقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُورًا﴿۹﴾وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ﴿١۰﴾فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا﴿١١﴾وَيَصْلَى سَعِيرًا﴿١٢﴾
Artinya : Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: "Celakalah aku".Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
e.       Yaumul Jaza’ (Hari Pembalasan) atau Yaumul Fasl (Hari Penetapan)

Setelah manusia melewati fase hisab amal baik dan buruk, maka fase pembalasan inilah Allah akan menentukan siapa yang berhak masuk ke surga dan siapa yang berhak masuk ke neraka. Tentu saja semua ini tergantung amal perbuatan manusia ketika di dunia. Apabila berat amal baiknya, maka ia akan masuk ke surga, begitu pula sebaliknya apabila lebih berat amal buruknya maka akan masuk ke neraka. Hal ini dijelaska dalam firman Allah SWT dalam QS. Al Qari’ah ayat 6-9 :

فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ﴿٦﴾فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ﴿۷﴾وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ﴿۸﴾فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ﴿۹﴾
Artinya : Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

Mengenai tidak kekalnya orang yang beriman di dalam neraka disebutkan oleh Rasulullah dalam HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i yang berbunyi :
Ahli Surga akan masuk surga, ahli neraka akan masuk neraka. Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Keluarkanlah dari neraka itu, siapa saja yang didalam hatinya ada keimanan sekalipun seberat biji sawi..”

Bagi orang yang beriman yang dosanya lebih besar dari pahalanya, mereka akan keluar dari neraka setelah habis masa hukuman yang telah ditentuka Allah SWT. Sesuai dengan tingkat dosanya masing masing. Tingkat dan jenis siksaan penghuni neraka berbeda beda sesuai dengan tingkat kekufurannya, kemunafiqannya, kemusyrikannya dan kemaksiatannya. Begitu pula dengan penghuni surga yang juga memiliki tingkatan jenis kenikmatan yang dirasakan sesuai dengan tingkat ketaqwaannya kepada Allah SWT.

f.                    Surga dan Neraka
Surga (jannah) adalah tempat yang penuh keindahan, kenikmatan, kebahagiaan dan kemuliaan yang disediakan bagi orang orang yang bertaqwa. Penggunaan al Jannah berarti surga masih bersifat ghaib, karena indra jasmani  belum pernah melihat keadaannya. Surga, tempat yang Allah janjikan bagi hambaNya yang bertaqwa adalah tempat yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pula didengar oleh telinga dan belum pernah terbetik dalam hati manusia. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dalam Hadits Qudsi :
قَالَ للهُ تَعَالى : أَعْدَدْتُ لِعِبَادِياَلصَّالِحِيْنَ ماَ لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ  سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرَ عَلىَ قَلْبٍ بَشَرٍ
Artinya : Allah SWT Berfirman:”Aku menyiapkan bagi hamba hambaKu yang shaleh sesuatu (surga) yang tidak (belum) dapat dilihat oleh mata, tiada (belum) dapat didengar oleh telinga dan tidak (belum) terbetik (terlintas di hati manusi3a.”(HR. Muslim)
Allah memberikan gambaran yang sempurna tentang SurgaNya. Gambaran keindahan surga, kenikmatannya dan para penghuninya telah Allah kabarkan dalam kitabNya agar manusia termotivasi untuk meraihnya.
1)      Aroma Surga
Surga memiliki aroma harum yang memikat jiwa yang mencium baunya, dan keharuman yang telah tercium dari jarak yang sangat jauh sejauh perjalanan tujuh puluh tahun. Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya : “Sesungguhnya aroma surga didapatkan (tercium) dari jarak tujuh puluh musim (tahun). (HR. At Tirmidzi).
2)      Luasnya Surga
Luasnya seluas langit dan bumi, yang Allah sediakan bagi orang orang yang bertaqwa. Allah berfirman dalam QS. Ali Imran:13 :
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ﴿١٣٣﴾
Artinya : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
3)      Bangunan Surga
Ibnu Abiddunya meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW Bersabda yang artinya :
Allah menciptakan surga Adn dengan tanganNya, terdiri dari batu intan putih, batu yaqut merah dan batu zamrut hijau, tanah litanya adalah misik, rumputnya za’farran kerikilnya mutiara dan debunya adalah anbar. Setelah itu Allah berfirman kepada surga Adn:”berkatalah”, maka ia berkata”Sungguh telah beruntung orang orang yang beriman.(HR. Ibn Abi Dunya dan At Thibrani)

4)      Nama Nama dan Tingkatan Surga
a.       Jannatul Firdaus (tempat yang indah)
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلا﴿١٠۷﴾
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,(QS. Al Kahfi(18):107).
b)   Jannatul Na’im (tempat penuh kenikmatan)
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَكَفَّرْنَا عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلأدْخَلْنَاهُمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ﴿٦۵﴾
Artinya : Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka ke dalam surga yang penuh kenikmatan.(QS. Al Maidah(5) :65)
c)    Darus Salam (tempat penuh kedamaian)
لَهُمْ دَارُ السَّلامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ﴿١٢۷
Artinya : Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan (QS. Al An’am (6):127)
d)   Darul maqamah (tempat penuh ketenangan)
الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ﴿٣۵﴾
Artinya : Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu".(QS. Al Faatir (35):35
e)    Jannatul And/ Khulud (tempat yang kekal abadi)
قُلْ أَذَلِكَ خَيْرٌ أَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ كَانَتْ لَهُمْ جَزَاءً وَمَصِيرً﴿۱۵﴾
Artinya : Katakanlah: "Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa?" Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?"(QS. Al Furqon(25):15.
f)    Jannatul Ma’wa (tempat kembali)
أَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ جَنَّاتُ الْمَأْوَى نُزُلا بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ﴿١۹﴾
Artinya : Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. As Sajdah (32):19.

g.    Pengertian Neraka

                   Neraka dalam bahasa Arab disebut an Naar artinya api atau api yang menyala nyala. Secara terminologis neraka adalah tempat yang disediakan oleh Allah SWT untuk menyiksa iblis, setan, jin dan manusia yang membangkang terhadap ketentuan ketentuan sebagai bentuk pembalasan yang setimpal.
     Dalam Al Qur’an neraka juga sering disebut Bi’sal Masir dan Bi’sal Mihad yang artinya seburuk buruk tempat kembali. Siksa neraka dalm Al Qur’an dan Hadits digambarkan sebagai tempat yang amat pedih, diantaranya :

a.       Penghuni neraka akan disiksa dengan siksaan yang sangat pedih, mereka akan dihembus angin yang sangat panas dan disiram dengan air panas mendidih serta dalam naungan asap yang hitam kelam (QS. Al Waqi’ah ayat 42-43).
b.      Setiap kali kulit hangus akan diganti dengan kulit yang baru (QS. An Nisa ayat 56)
c.       Azab yang paling ringan dineraka adalah sandal yang terbuat dari api, apabila dipakai akan melumerkan kepalanya. (HR. Bukhari, Muslim, At Tirmidzi)
h.   Macam Macam Neraka
a.         Jahannam (tempat yang teramat dalam)
وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالإثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ﴿٢۰٦﴾
Artinya : Dan apabila dikatakan kepadanya:"Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahanam. Dan sungguh neraka Jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.(QS. Al Baqarah:206)
b.    Wail(kecelakaan yang besar)
c.    Sa’ir(api yang menyala nyala)
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا﴿۱۰﴾
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara lalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).(QS. An Nisa ayat 10)
d.   Saqar (panas yang menghanguskan)
يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ﴿٤۸﴾
Artinya : (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah sentuhan api neraka".(QS. Al Qomar ayat 48)
e.    Huthamah(api yang besar)
f.      Ladza(api yang bergejolak)
كَلا إِنَّهَا لَظَى﴿۱۵﴾
Artinya : Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak(QS. Al Maarij ayat 15)
g.    Hawiyah (api yang sangat panas)
فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ﴿۹﴾
Artinya : Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.(QS. Al Qari’ah ayat 9)




i.        Hikmah Beriman kepada Hari Akhir
Dalam bukunya kuliah Aqidah Islam Yunahar Ilyas menyebutkan hikmah beriman kepada hari akhir antara lain :
a.       Menunjukukkan betapa pentingnya iman kepada hari akhir itu dalam ajaran Islam. sebab dengan adanya keimanan kepada hari akhir akan disiplin dan berusaha maksimal untuk mematuhi ajaran Allah SWT, sebab Dia tahu bahwa tidak satupun amal perbuatannya baik lahir maupun batin yang luput dari pencacatan dan perhitungan kelak di akhirat.
b.      Dengan adanya gambaran yang detail tentang surga dan neraka dengan segala kenikmatan dan siksaannya, seseorang akan terdorong untuk merasakan siksaan. Hal tersebut tentu akan membuatnya selalu ingin melaksanakan kebaikan dan tidak mau melaksanakan kemaksiatan.
c.       Dengan seringnya disebut masalah iman kepada hari akhir, hal itu akan dapat mengingatkan orang-orang yang sering terlupa dan lalai dalam kegidupannya karena terpengaruh dengan segala kesenangan hidup didunia.
d.      Dengan menyebut masalah hari akhir secara detail diharapkan dapat mematahkan argumentasi para penentangnya atau mematahkan dalil-dalil yang sebenarnya tidak ilmiyah dan orang-orang yang tidak percaya dengan adanya hari akhir.

Selain hikmah-hikmah tersebut diatas, dapat di tambahkan sebagai berikut :
a.       Sebagai penyadaran akan adanya kehidupan yang berkelanjutan setelah kehidupan di dunia yang dunia yang bersifat sementara untuk menuju kehidupan di Ahirat yang bersifat selamanya atau abadi.
b.      Sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, sebagai bukti janji Allah SWT akan memperoleh surga. Firman Allah :
وَ بَشِّرِ الَّذِ يْنَ آ مَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّا لِحَا تِ أَنْ لَهُمْ جَنَّاتِ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَ نْهَارُكُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَاُلوْا هَذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا قَبْلُ وَأُتُوْابِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيْهَا أزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ فِيْهَا خَا لِدُوْنَ﴿٢۵﴾. 
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungau-sungai di dalamnya. Setiap merea diberi rejeki buah-buahan dalam surga-surga itu. Meeka mengatakan : “inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yag serupa dan untuk mereka di dalmanya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah (2) : 25)
c.       Sebagai peringatan dan ancaman bagi orang-orang yang kafir dan ingkar akan perintah dan larangan Allah mereka akan di siksa dalam neraka untuk selama-lamanya sebagaimana firman Allah :
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِا يَاِنَا أُوْلَئِكَ أُصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْن﴿٣۹﴾.
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS. Al-Baqarah (2) : 39)

d.      Bagi mereka yang beriman dan beramal sholeh akan tetapi kurang beruntung hidupnya di dunia (miskin) sebagai motivasi dan harapan untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan yang sempurna dan abadi di Akhirat (surga), dengan kesabaran dan tetap taat dalam menjalankan perintah-perintah Allah SWT. Sebagaimana firman Allah :
وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَاالسَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ﴿۱٣٣﴾.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Imran (3) : 133)
e.       Bagi mereka yang sudah sejahtera (kaya) hidupnya di dunia, seabagaimana peluang untuk berinvestasi meraih keberuntungan (kekayaannya) yang lebih tinggi di surga, dengan segala kemampuannya mereka dapat berbuat banyak untuk ta’at kepada Allah. Sebagaimana firman Allah (QS. Muhammad 15)
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَ فِيْهَا أَنْهَارُ مِنْ مَاءِ غَيْرِ آ سِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرُ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلْشَّا رِبِيْنَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفَّى وَلَهُمْ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَاِلِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوْا مّاءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ أَمْعَا ءَ هُمْ﴿١۵﴾.
Apakah perumpamaan penghuni jannah yang dija njikan keapda aorang-orang yang bertaqwa yang didalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari maddu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam Jahanam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong usunya?” (QS. Muhammad (47) : 15)
j.        Menampilkan Perilaku yang Mencerminkan Hari Akhir
a)      Menampilkan sebagai pribadi yang agamis, disiplin dan menghargai waktu dengan cara banyak mengingat akan kematian dan mempersiapkan amal yang baik sebagai bekal kehidupan di akhirat agar tidak menjadi orang yang merugi. Dengan beriman dan beramal sholeh serta saling mengingatkan agar tetap dalam kesabaran (dalam menjalankan Islam). sebagai mana firman Allah (QS. Al-Ashr  : 1-3) :
وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِ نْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِيْنَ آ مَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّا لِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِا لْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالْصَّبْر﴿٣﴾.
Demi masa . Sesungguhnya manusia itu benar-benar beada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenran dan nasehat-menasehati agar menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr (103) : 1-3)

b)      Menampilkan sebagai pribadi muslim yang bertanggungjawab, hati-hati dalam ucapan, sikap, dan tingkah lakunya karena saat menghadapi pengadilan Allah di akhirat semua manusia dimintai pertanggungjawabanannya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an An-Nur : 24
يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيْهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَنُوْا يَعْمَلُونَ﴿٢٤﴾.
Pada hari itu, lidah , tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa-apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. An-Nur (24) : 24)

c)      Menampilkan sebagai pribadi yang jujur dan bersemangat untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan surga Allah di Akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Hadid : 21
سَا بِقُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَ جَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَا ءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِيْنَ آ مَنُوْا بِا اللهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَ اللهُ ذُوالْفَضْلِ الْعَظِيْمِ﴿٢۱﴾.
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhan dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul Nya. Itulah karunia Allah, diberikan Nya kepada siapa yang dikehendaki Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Hadid (57) : 21)
d)     Menampilkan sebagai pribadi yang beriman dan yang dapat menjaga diri dan keluarga dari kesengsaraan dunia dan siksaan neraka di Akhirat seabgai mana firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِ يْنَ آ مَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا﴿٦﴾.
Wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim (66) : 6 )

e)      Menampilkan sebagai pribadi yang kuat keimanannya bukan pribadi yang meragukan akan kebenaran kehidupan Akhirat. 






BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Kehidupan dunia adalah proses yang bersifat sementara, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang abadi dan sebagai imbalan kehidupan dunia, maka segala amal perbuatan manusia di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Pada hari perhitungan di hari kiamat nanti manusia menjadi dua kelompok, yaitu Ashhabul Yamin dan Ashhabul Syimal. Ashhabul Yamin adalah orang yang menerima buku catatan amal perbuatannya di dunia diterimanya dengan tangan kanannya, mereka tergolong yang amal kebaikannya itu lebih banyak, sehingga berhak menempati surga yang dijanjikan Allah kepadanya.
          Ashhabul Syimal adalah golongan orang yang menerima buku catatan hidupnya dengan tangan kiri, berarti amal keburukannya lebih banyak, dan mereka akan dicampakkan ke dalam siksa neraka yang amat pedih.
Fase fase hari Kahir diawali dengan hancurnya alam semesta, Yaumul Ba’ats (Hari Bangkit), Yaumul Mahsyar (Saat dikumpulkan di Mahsyar), Yaumul Hisab (Hari Perhitungan Amal), Yaumul Jaza’ (Hari Pembalasan) atau Yaumul Fasl (Hari Penetapan).













DAFTAR PUSTAKA

Atha, Muhh Zhafran .Tahapan kehidupan di Akhirat, Pintar Agama Islam “CV BRINGIN 55” SOLO.
Fauzan, Slamet. Pendidikan Aqidah 11. 2010. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY. Yogyakarta.
Kadarusman. Pendidikan Aqidah SMA/SMK/MA Muhammadiyah. 2012. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY. Yogyakarta.
Kurniawan , Beni. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Grasindo. Jakarta. 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar